Menu

Mode Gelap
Ketua KPID Bengkulu Raih Juara 1 Lomba Menembak Bersama Kapolda Bengkulu Kapolda Bengkulu Gelar Coffe Morning, Insan Pers Diajak Olahraga dan Menembak Afina Ramadhanah Anak Berprestasi Asal Makassar Soppeng Ketua DPD RI Sebut Ormas Penting Sebagai Penghubung Aspirasi Publik Gubernur Dinilai Tidak Serius Tanggapi Perihal Musorprov KONI

Daerah · 26 Feb 2022 14:56 WIB ·

Ketua Fraksi Demokrat DPRD Bengkulu Selatan Dukung Kades Tolak Aturan Suara Adzan


 Hery Trisno Amijaya SE, anggota DPRD Bengkulu Selatan Perbesar

Hery Trisno Amijaya SE, anggota DPRD Bengkulu Selatan

Aktivitasnusantara.Com – Setelah tersebar Surat edaran Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas yang saat ini menjadi heboh di kalangan masyarakat Indonesia, dan digadang-gadang akan berpotensi menjadi memicu keributan umat beragama islam, yang tertuang pada Dirjen Bina Masyarakat Islam Kemenag nomor KEP/D/101/1978, yang tidak dipatuhi. Surat ini dikeluarkan sebagai “upaya meningkatkan ketenteraman, ketertiban, dan keharmonisan antarwarga”. (26/2/2022)

Terdapat beberapa masjid dikawasan Kabupaten Kaur menyampaikan dukungan terhadap aturan tersebut, namun ada juga yang menolak.

Pembatasan suara toa masjid mengacu pada Surat Edaran (SE) Menteri Agama (Menag) RI Nomor 05/2022 Tentang Pedoman Penggunaan Pengeras Suara di Masjid dan Mushola.

Hasil penelusuran wartawan Aktivitasnusantara.Com, sudah ada beberapa masjid yang mulai menggunakan Toa di dalam masjid dengan volume yang kecil. Diantaranya Masjid Roso Muttaqin Desa Parda Suka Kabupaten Kaur.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Maje Yaswan Sumantri,S Sos I mengakui, pengecilan volume Toa sudah diberlakukan sesuai dengan SE Menag RI.

Guna menjaga ketenteraman masyarakat yang ada di sekitar masjid, dalam aturan tersebut tertulis juga, untuk ibadah salat tarawih ataupun tadarus Al-Quran pada bulan Ramadan, tidak menggunakan pengeras suara luar masjid melainkan menggunakan suara dalam.

Pengeras suara luar difungsikan sebagai upaya syiar Islam, seperti waktu salat, pengajian maupun dakwah lainnya.

“Penggunaan Toa di dalam masjid sudah diberlakukan sejak terbitnya SE Menag RI, Ini untuk menjaga ketenteraman warga non muslim,” ungkapnya,

Dari sisi lain, Ketua Forum Komunikasi Kepala Desa (FKKD) Kecamatan Maje, Hendra Oswari SH mengatakan, untuk menerapkan pembatasan volume toa di Maje, Kemenag Kaur dan KUA Maje harus melakukan rapat bersama dengan Kades dan masyarakat terlebih dahulu supaya pemberlakukan aturan tersebut tidak menimbulkan konflik.

Aksi Ketua Forum Komunikasi Kepada Desa (FKKD) Kecamatan Maje Kabupaten Kaur, Hendra Oswari, SH Tidak terlepas dari pantauan oleh Politisi demokrat asal kaur Hery Trisno Amiijaya, SE sekaligus anggota DPRD Bengkalu Selatan mendukung Forum Kades Kecamatan Maje tolak aturan suara adzan di Kabupaten Kaur. (Marzan)

Artikel ini telah dibaca 282 kali

Baca Lainnya

Sumardi Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Hadiri Acara Striking Fight Tibo Tibo Duel di Bencollen Mall

26 Oktober 2024 - 02:05 WIB

Janji Menurunkan Harga BBM, Bukti Helmi Tak Paham Aturan, Hati-Hati Misi Kapitalis

9 Oktober 2024 - 01:30 WIB

Helmi Hasan Kalau Jadi Gubernur Tabot Akan Dihilangkan, Warga Bengkulu Tak Terima!!

5 Oktober 2024 - 15:38 WIB

BPD HIPMI Bengkulu Segera Gelar Musda,Uang Pendaftaran Caketum Rp250 Juta

3 Oktober 2024 - 21:25 WIB

Siap Hibahkan Bangunan Untuk Hipmi Bengkulu, Yosia Yodan Caketum Kuat BPD Hipmi Bengkulu

3 Oktober 2024 - 20:30 WIB

Dio Fauzi Sanjaya Dilantik Ketua BPC HIPMI Kabupaten Lebong, Begini Harapan Undang

29 September 2024 - 00:00 WIB

Trending di Bengkulu