Aktivitasnusantara.Com-Hari Santri Nasional, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 22 Oktober, merupakan momen penting untuk merayakan peran sejarah santri dan pesantren dalam memajukan pendidikan dan agama di Indonesia.
Santri adalah simbol pembelajaran dan pengamalan agama Islam yang mendalam, namun juga merupakan sumber kearifan lokal yang berkontribusi pada keragaman budaya dan agama di negara ini. Pada peringatan Hari Santri Nasional tahun 2023 ini, pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia mengangkat tema.
“Jihad Santri Jayakan Negeri” mari kita refleksikan tentang betapa pentingnya jihad santri dalam melakukan penguatan moderasi beragama sebagai fondasi yang kuat untuk mewujudkan perdamaian, toleransi dan kejayaan untuk negeri kita Indonesia tercinta.
Salah satu isu yang semakin mendesak adalah perlunya memperkuat moderasi beragama di Indonesia. Moderasi beragama mengacu pada pendekatan dalam beragama yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kerukunan, dan saling pengertian antar pemeluk agama.
Hal ini sangat relevan dalam situasi Indonesia yang saat ini akan melaksanakan pesta demokrasi tahun 2024 dimana isu-isu agama seringkali digunakan untuk kepentingak politik praktis. Oleh karena itu, Peringatan Hari Santri Nasional tahun 2023 adalah kesempatan ideal untuk merayakan sekaligus menginterpretasikan peran penting santri dalam mempromosikan moderasi beragama khususnya di lingkungan perguruan tinggi.
Perguruan tinggi, atau universitas, adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi yang memiliki peran penting dalam membentuk pemikiran, sikap, dan perilaku civitas akademika di lingkungan pendidikan tinggi. Di tengah kompleksitas masyarakat modern, perguruan tinggi tidak hanya bertanggung jawab atas pendidikan akademis, tetapi juga memiliki tanggung jawab sosial yang signifikan dalam membentuk nilai-nilai dan sikap yang berkelanjutan.
Salah satu peran kunci yang dapat dimainkan oleh perguruan tinggi adalah sebagai laboratorium untuk memperkuat moderasi agama.
Moderasi agama merujuk pada pendekatan beragama yang lebih seimbang, toleran, dan inklusif. Hal ini bertujuan untuk mendorong dialog antaragama yang lebih baik, meminimalkan ekstremisme agama, dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dalam bingkai perdamain. Perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan yang kuat dalam penguatan moderasi agama. Dalam tulisan ini, penulis mencoba mendeskripsikan mengapa perguruan tinggi merupakan laboratorium yang dianggap ideal dalam penguatan moderasi agama, serta bagaimana pemangku kebijakan di perguruan tinggi dapat menjalankan peran ini.
Pentingnya Moderasi Beragama
Sebelum penulis mendeskripsikan peran perguruan tinggi dalam penguatan moderasi agama, penting untuk memahami mengapa moderasi beragama ini begitu krusial dalam konteks dinamika globalisasi yang semakin kompleks ini. Ekstremisme agama dan konflik agama masih menjadi salah satu tantangan utama dalam masyarakat global. Ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan perasaan ketidakpuasan dapat mengarah pada penggunaan agama sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik atau ideologis tertentu.
Hal ini telah menyebabkan konflik yang merusak, terorisme, dan perpecahan dalam masyarakat.
Moderasi agama merupakan cara untuk mengatasi isu-isu ini. Dalam moderasi agama, individu dan komunitas diajarkan untuk memahami bahwa nilai-nilai agama mereka sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang universal. Hal ini mempromosikan toleransi, keragaman, dan inklusi sebagai prinsip-prinsip sentral dalam agama. Moderasi agama juga mendorong dialog antar umat beragama yang konstruktif, membantu masyarakat untuk saling memahami dan meredakan ketegangan.
Peran Perguruan Tinggi dalam Penguatan Moderasi Agama.
Perguruan tinggi memiliki peran utama dalam membentuk pandangan dan pemikiran generasi muda. Perguruan tinggi adalah tempat di mana pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang berbagai isu, termasuk agama, diajarkan dan diperdebatkan. Oleh karena itu, perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk mempromosikan moderasi beragama.
Perguruan tinggi adalah tempat dimana ilmu pengetahuan, penelitian, dan pemikiran kritis berkembang. Mereka memiliki akses ke literatur agama, sejarah agama, dan sumber daya lainnya yang dapat digunakan untuk memahami aspek-aspek agama yang mendukung moderasi. Selain itu, perguruan tinggi dapat menjadi tempat di mana penelitian tentang moderasi agama dilakukan, sehingga memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana mempromosikan nilai-nilai moderasi.
Perguruan tinggi tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter dan nilai-nilai individu. Mereka dapat memasukkan prinsip-prinsip moderasi agama dalam kurikulum dan membimbing mahasiswa dalam mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang agama dan toleransi. Ini dapat membantu mengubah pandangan mereka tentang agama dan mengarah pada sikap yang lebih moderat.
Perguruan tinggi adalah tempat di mana orang dari berbagai latar belakang, termasuk agama, berkumpul untuk belajar dan berdiskusi. Ini menciptakan kesempatan alami untuk dialog antaragama dan pertukaran pandangan. Perguruan tinggi dapat mengorganisir forum-forum ini, mendorong dialog antaragama yang positif, dan memberikan pelatihan dalam berkomunikasi dengan orang yang memiliki keyakinan agama yang berbeda.
Perguruan tinggi sering memiliki populasi mahasiswa yang beragam dari berbagai latar belakang agama. Ini menciptakan lingkungan yang sangat baik untuk memahami dan menghormati perbedaan agama. Mahasiswa dapat belajar satu sama lain dan mempromosikan toleransi dan inklusi.
Perguruan tinggi dapat menjadi pusat rujukan bagi masyarakat sekitarnya dalam hal moderasi agama. Mereka dapat memberikan pelatihan kepada pemimpin agama, aktivis masyarakat, dan individu lainnya tentang pentingnya moderasi agama dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan dalam Memperkuat Moderasi Agama di Perguruan Tinggi
Moderasi agama adalah pendekatan penting dalam mengatasi isu-isu ekstremisme dan konflik agama di masyarakat modern. Perguruan tinggi memiliki potensi besar untuk menjadi laboratorium yang kuat dalam penguatan moderasi agama. Melalui pendidikan, penelitian, dialog antaragama, dan berbagai inisiatif lainnya, perguruan tinggi dapat membentuk pemahaman yang lebih baik tentang agama dan mendorong sikap yang lebih moderat.
Beberapa kelompok mungkin merasa tidak nyaman dengan upaya-upaya moderasi agama dan dapat melakukan resistensi ideologis terhadapnya. Terutama dalam situasi dimana agama sering digunakan untuk tujuan politik praktis tertentu.
Kekurangan sumber daya di perguruan tinggi juga menjadi tantangan tersendiri untuk melaksanakan program-program moderasi beragama ini. Hal ini bisa mencakup anggaran, personel serta fasilitas yang dibutuhkan untuk mengoperasikan program moderasi agama ini agar lebih maksimal.
Disamping itu juga sebagian masyarakat memiliki stereotip tentang perguruan tinggi sebagai tempat yang kurang agamis atau sebaliknya terlalu radikal. Perguruan tinggi perlu berupaya untuk merubah persepsi ini dan menunjukkan bahwa perguruan tinggi dapat memainkan peranan penting dalam moderasi agama.
Namun demikian, kita harus tetap optimis dengan melibatkan dukungan dan peran dari masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga internasional, perguruan tinggi dapat mengatasi tantangan ini dan memainkan peranan penting dalam mempromosikan moderasi agama di seluruh dunia. Dalam proses ini, perguruan tinggi tidak hanya akan membentuk pemikiran dan nilai-nilai individu, tetapi juga akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih harmonis dalam bingkai perdamaian.
Selamat Hari Santri Nasional 2023: Jihad Santri Jayakan Negeri. (Red123)