Menu

Mode Gelap
Afina Ramadhanah Anak Berprestasi Asal Makassar Soppeng Ketua DPD RI Sebut Ormas Penting Sebagai Penghubung Aspirasi Publik Gubernur Dinilai Tidak Serius Tanggapi Perihal Musorprov KONI Di Hadapan Wakil Bupati Se-Bengkulu, Sultan Minta Eksekutif Tidak Baper Jika Diawasi Proyek PGE Hulu Lais Habiskan Anggaran Rp 3,5 Triliun

Kampus Negeri · 13 Mar 2022 03:01 WIB ·

Milad IMM ke 58 Mengusung Tema “Menguatkan Kemandirian”


					Milad IMM ke 58 Mengusung Tema “Menguatkan Kemandirian” Perbesar

Aktivitasnusantara.Com – 14 Maret 2022 tepat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memperingati milad ke 58 tahun sejak kelahirannya 1964 silam di Yogyakarta, tentu bukan usia yang muda untuk umur organisasi mahasiswa dan kepemudaan islam modern, jika diibaratkan kapal tentu sudah begitu banyak pelabuhan demi pelabuhan disinggahi, sudah silih berganti nahkoda memimpin kapal yang bernama IMM.

Minggu kedua dibulan maret setiap tahunnya merupakan peristiwa reflektif bagi keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Momentum Milad IMM ini sering kali digunakan untuk menyambung kembali silaturahim antar kader IMM, alumni-alumni dari berbagai angkatan untuk berkumpul dan merasakan atmosfer mahasiswa sebagaimana mereka pernah berproses sewaktu mahasiswa dulu sekaligus menjadi wadah bertukar pikir perihal tantangan terbaru kondisi kemahasiswaan, kondisi kebangsaan, dan kondisi keumatan.

Ada yang menarik dari milad IMM tahun ini yakni mengusung Tema, “Menguatkan Kemandirian” adalah bentuk dari buah pikir yang berkesimbungan guna menjawab tantangan zaman, bagaimana kita ketahui bahwa muhammadiyah adalah organisasi masyarakat terkaya di dunia dengan amal usahanya yang begitu besar mulai dari taman kanak-kanak, rumah sakit, sekolah, panti asuhan hingga perguruan tunggi. Tema ini diambil sebagai ikhtiar balancing antara glamour berdirinya berbagai amal usaha dan disatu sisi menyiapkan kemandirian secara organisasi dan pribadi kader kader IMM, sebagai roh pergerakan pada sisi yang lain. Ibarat sebuah mata uang.

Tahun lalu penulis sudah pernah menulis tentang refleksi milad IMM yakni berisi tentang kondisi, harapan, cita-cita dan idealnya rumah besar IMM, kali ini penulis ingin membedah satu kata yakni refleksi bagaimana setiap milad IMM banyak kader yang menulis refleksi tanpa memaknai arti refleksi itu sendiri.

Refleksi mengandung makna yakni usaha kembali kepada masa lampau dan kemudian mengoreksi ke dalam, lalu mengukur sejauh mana sebenarnya tampak panjang perjalanan di dalam konteks suatu peradaban.”

Lirik Mars IMM “Sejarah umat telah menuntut bukti, pewaris tampuk pimpinan umat nanti, Putra harapan penyambung hidup generasi, Pendukung cita-cita luhur negeri indah, adil dan makmur” adalah untaian kata yang syarat pesan yang amat dalam bagi seluruh kader IMM se-Indonesia. Pesan psikologis itu wajib direnungkan oleh kader-kader sekarang. Saatnya dihayati dan diimplementasikan untuk mengambil peran tanggung jawab.

Setiap zaman memiliki generasi dan tiap generasi pasti memiliki tantangan, dan itu yang dimaksud dengan tantangan zaman,Dalam konteks ini, tidak berlebihan bila Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menempati posisi urgen dan strategis, moment ini harus menjadi titik balik kemajuan IMM yang lebih progresif diberbagai bidang. Sejauh mana Ikatan sudah memenuhi tanggung jawabnya dalam ranah umat, bangsa dan persyarikatan.

Kuasai dunia dengan ilmu, jalannya dengan belajar, senjatanya adalah menulis, kekuatannya berasal dari membaca, maka Iqra-Bacalah” Refleksi berbeda dengan khayalan.

Khayalan adalah angan-angan yang merupakan harapan yang sebenarnya kosong, generasi Z (GenerasiNet) menyebutnya dengan ngigau atau yang oleh generasi Generasi Baby Boomer (lahir tahun 1946-1964) ngelamun ke depan, saya pikir IMM akan semakin kokoh di tengah zaman: mengisi ruang kosong tradisi intelektual yang yang mulai ditinggalkan.

“Percayalah, intelektual tak pernah kalah betapapun dimarginalkan atau diasingkan di tempat paling sepi sekalipun, dan menjadi kader IMM artinya kita memilih untuk belajar lebih karna IMM tak hanya bicara tentang intelektual tetapi kemanusian (humanitas) dan melibatkan tuhan dalam segala urusan (religiusitas).

Penulis : Kelvin Aldo

Penulis adalah kader IMM, Ketua Bidang IMMawati DPD IMM Bengkulu Periode 2022-2024

Artikel ini telah dibaca 31 kali

Baca Lainnya

Tantangan Pekerja Sosial di Era Digitalisasi

20 Agustus 2024 - 21:25 WIB

Angkatan Ke – II Mahasiswa UINFAS Bengkulu di Wisuda

27 Maret 2022 - 10:47 WIB

Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Ke-58 Tahun

14 Maret 2022 - 09:38 WIB

UIN Fatmawati Sukarno Siap Diakreditasi

9 Maret 2022 - 10:29 WIB

Trending di Kampus Negeri