Aktivitasnusantara.Com – Menyikapi persoalan langka nya Minyak Goreng (Migor) di hampir seluruh daerah di Indonesia. Termasuk di Bengkulu. Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Dr. Fadli Zon melalui tulisannya yang berjudul “Kelangkaan Minyak Goreng Akibat Akumulasi Amburadulnya Tata Kelola Sawit di Indonesia.”
Anggota DPR RI yang juga Ketua BKSAP DPR RI itu menyampaikan bahwa pemerintah harus mengurai dominasi pelaku usaha Sawit yang oligopolistik sehingga mengakibatkan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tak ada yang efektif guna mengatasi kelangkaan Minyak Goreng. Oleh Sebab itu, Ketua DPD HKTI Provinsi Bengkulu Moch. Gustiadi S. Sos menambahkan bahwa praktek kartel juga berdampak buruk terhadap nasib petani.
“Dimana seperti disampaikan dalam tulisan Ketum DPN HKTI. Dominasi satu kelompok industri tentunya membuat mereka memiliki kemampuan menetapkan dan mengendalikan harga di tingkat petani, sehingga petani kesulitan dalam mendapatkan harga jual terbaik dari produk pertanian, kebun sawitnya,” kata Ketua HKTI Provinsi Bengkulu yang akrab disapa Edi Tiger tersebut.
Kemudian dari Ketua DPC HKTI Kota Bengkulu Supratman S. Sos, M. Si dia pun mempunyai pandangan yang sama. Dimana amburadulnya managemen tata kelola sawit yang terjadi di Indonesia saat ini, semestinya tidak perlu terjadi. Hal itu bisa diantisipasi sejak jauh-jauh hari dimana kondisi seperti sekarang tentunya sudah bisa di prediksikan ataupun disimulasikan sebelumnya, jika pemerintah memang serius dalam tata kelola Sawit, “Cukup miris memang, kita Indonesia sebagai negara penghasil CPO terbesar didunia. Dan Bengkulu juga sebagai daerah penghasil CPO terbesar mengalami kelangkaan Minyak Goreng. Dimana kelangkaan minyak goreng ini sejak saya lahir baru kali ini saya merasakan minyak goreng langka seperti sekarang,” kata Iwan panggilan akrab Ketua DPC HKTI Kota Bengkulu tersebut.
Kemudian dari kondisi dilapangan hari ini, Iwan mengatakan upaya yang dilakukan pemerintah daerah Kota Bengkulu cukup baik, dimana beberapa titik lokasi pasar dilakukan Operasi Pasar (OP) dengan cara jual Minyak Goreng kemasan dengan harga murah, “Kalau kemarin masih sulit ditemukan minyak goreng di beberapa pasar di Kota Bengkulu, selain langka, kalaupun ada yang jual harganya mahal. Tapi upaya-upaya stabilisasi harga dan normalisasi keberadaan minyak goreng yang dilakukan pemerintah daerah kita sudah cukup baik. Ditambah lagi ada kabar bahwa organisasi Kadin Bengkulu akan segera membangun pabrik mini minyak goreng curah didaerah guna mengantisipasi kelangkaaan minyak goreng kembali terulang. Untuk itu, kami dari HKTI Kota mengapresiasi hal tersebut. Kedepan, kita meminta pemerintah daerah khususnya untuk dapat terus lebih peduli serta memperhatikan petani daerah. Hal itu bisa dengan berbagai cara, salah satunya seperti naiknya harga CPO dimana dengan demikian petani sawit akan bisa terangkat secara ekonomi mereka. Selain itu, juga perlu antisipasi stock minyak goreng agar tidak terjadi panic buying ditengah masyarakat, minyak goreng langka gak usah panic buying lagi,” pungkas Iwan. (Rls)