Aktivitasnusantara.Com, Bengkulu – Imam Fajri Hasbullah (27), guru honorer SMPN 12 Kota Bengkulu menjadi tulang punggung keluarga, setelah ayah Imam meninggal dunia satu tahun yang lalu.
Upahnya dari mengajar mata pelajaran Agama Islam di SMPN 12 Kota Bengkulu tidak ia terima setiap bulan.
Imam pun ikhlas mendapat gaji yang dibayarkan 3 bulan sekali karena harus menunggu pencarian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Lebih pahitnya lagi, Imam lulusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Bengkuli ini, awal masuk mengajar jadi guru Agama di SMPN 12 Kota tahun 2020 lalu, ia digaji perbulan hanya Rp 600.000.
Dibayar permata pelajaran Rp. 30.000 atau 3 jam pertemuan dalam sehari selama satu bulan.
Walaupun begitu, Imam tidak pantang menyerah, terus bersabar dan berjuang mencerdaskan anak bangsa.
Sebab, menjadi guru adalah cita-cita Imam sejak dulu. Tidak heran, dia rela digaji dengan upah yang masih sangat di bawah standar.
Satu tahun mengabdi sebagai guru, ia mendapat musibah ditahun 2021 lalu ayah Imam meninggal dunia pada usia 50 tahun.
Semenjak itu, Imam harus jadi tulang punggung keluarga. Menghidupi ibu dan adiknya yang masih kuliah di Unib.
“Alhamdulillah, kami punya warung manisan di Panorama. Jadi cukup untuk kebutuhan sehari-hari, setiap habis mengajar, saya jaga warung sampai tutup warung,” ujar Imam kepada TribunBengkulu.com, Minggu (27/3/2022).
Dengan penghasilan segitu, Imam pun harus berhemat.
Setiap pergi ke sekolah membawa bekal makanan dari rumah, dengan mengendarai motor peninggalan sang ayah untuk berangkat ke sekolah, dari Panorama ke SMPN 12 Kota yang berlokasi di Kuala Lempuing.
Imam juga harus merasakan kerasnya hidup setelah ayahnya meninggal yang dulunya bekerja sebagai guru PNS di SMPN 12 Kota juga.
“Ya, dulu kami bergantung kepada Ayah, kini, harus berjuang agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ucap Imam dengan tegar.
Di tahun 2022 ini, Imam bersyukur karena gaji dia mengajar naik menjadi Rp 1.300.000 perbulan. Imam dibayar permata pelajar Rp 62.500, dari 21 jam mengajar di sekolah.
Walaupun masih pertiga bulan dibayar, tapi Imam bisa membantu perekonomian keluarga karena total 3 bulan gaji terkumpul Rp 3.900.000.
“Alhamdulillah, setidaknya, saya bisa belikan baju orangtua, dan membayar uang semesteran adek saya,” ucap Imam.
Kata Imam, menjadi guru itu asyik. Ia bisa menjadi bisa menjadi kakak , orang tua bahkan teman sendiri dari siswa yang ia ajar .
Namun, terkadang ada siswa yang nakal dan suka melawan. Tapi ia tetap sabar dan mengajak sang siswa berbicara dari hati ke hati agar dapat berubah.
“Saya terus berdoa dan berusaha agar diangkat jadi PNS,” ungkap Imam. (rls)