Aktivitasnusantara.Com – Tahu dan tempe di sejumlah pasar di Kota Surabaya mulai langka. Bila ada, harganya lebih mahal dibandingkan dengan hari biasanya. Berdasar pantauan tim JawaPos.com, di Pasar Induk Jagir Wonokromo, hanya ada beberapa tumpukan tempe dan tahu. Tempe yang dijual dengan kemasan plastik maupun berselimut daun pisang. Harga tempe balok dengan kemasan plastik melambung. Satu balok tempe dijual dengan harga Rp 10.000. ”Dari yang jual (agen), memang mahal. Barangnya juga nggak banyak,” kata Aisah, penjual tempe.
Sedangkan untuk harga tahu yang biasanya di kisaran Rp 2.000 kini melambung hingga Rp 5.000. Menurut Aisah, hal itu terjadi karena tidak banyak pasokan dari agen tahu dan tempe. ”Memang nggak banyak produksi. Harga kedelai mahal. Jadi nggak kulak (beli) banyak-banyak. Takut nggak laku,” tutur Aisah.
Sementara itu hal yang sama terjadi di Pasar Tambahrejo, Surabaya. Rahma, salah satu penjual tahu mengatakan, tak menjual banyak tahu dan tempe. Selain karena harga belinya cukup tinggi, dia khawatir barang tidak laku. ”Aku kulak tempe harga Rp 2.500 dijual Rp 4.000. Harganya naik, tapi belum naik-naik banget. Nunggu katanya ada demo perajin,” terang Rahma.
Menurut Rahma, ia mendengar kabar bahwa paguyuban perajin tempe dan tahu akan melakukan aksi mogok kerja dan demonstrasi pada Senin hingga Rabu (23/2). ”Sekarang harganya mahal. Tapi menunggu hasil demo dan mogok kerja. Kalau berhasil (dibantu pemerintah), paling yo mudun (harganya turun). Nek gak yo tambah larang (kalau enggak ya tambah mahal),” ujar Rahma.
Kekhawatiran itu juga dirasakan Aminah, pedagang tempe di Pasar Pucang. Dia menyebut meski tempe lebih tipis, harganya labih mahal. ”Aku ketar-ketir (khawatir). Kalau harga kedelai terus-terusan kayak gini, ya kita susah. Gak oleh bati (nggak dapat untung),” kata Aminah.
Sebelumnya, perajin tempe dan tahu di Kota Surabaya akan melakukan mogok kerja dan demonstrasi selama tiga hari. Yakni pada Senin (21/2) hingga Rabu (23/2), protes harga kedelai melambung di pasaran. (***)