Aktivitasnusantara.Com-Tak hanya di rumah sakit, bidan juga menjadi salah satu pertimbangan buat ibu hamil.
Bidan merupakan tenaga profesional yang akan memberikan bantuan mulai dari ibu hamil hingga melahirkan. Namun sebelum berencana melahirkan di bidan, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan.
Salah satu syarat melahirkan di bidan adalah kondisi kesehatan Bunda yang prima, dalam artian tidak ada masalah medis yang terjadi pada janin dan bunda. Simpelnya, para Bunda yang disarankan melahirkan di bidan biasanya adalah yang berisiko rendah melakukan operasi caesar.
“Bidan itu spesialisasinya persalinan fisiologi. Secara natural, atau prevaginam,” kata Bidan Jamilatus Sa’diyah.
“Harus kehamilan sehat, tidak ada riwayat komplikasi seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, dan preeklampsia. Apabila memiliki kondisi itu perlu kolaborasi dengan dokter kandungan, sehingga nanti apabila ada rujukan, kita siap pindah ke rumah sakit,” tuturnya.
Selain memahami kondisi kesehatan diri sendiri, bumil juga harus mengenal bidan apabila ingin melahirkan dengan mereka. Sama seperti melahirkan di rumah sakit, ibu hamil perlu melakukan kontrol secara rutin sejak usia kehamilan muda.
“Tetap harus rutin kontrol karena bidan juga harus kenal dengan pasien. Jangan sampai di akhir kehamilan baru kenalan,” ucapnya.
Selanjutnya ada beberapa persiapan fisik yang seharusnya dilakukan bumil sebelum melahirkan. Bumil disarankan untuk berolahraga 2 kali dalam seminggu.
“Pengaruhnya terdapat di panggul. Jadi panggul kita ini lentur danbisa bergerak, namun panggul ini perlu dilenturkan dengan olahraga,” kata Bidan Mila.’
“Orang zaman dulu bilang melahirkan itu gampang karena ada perubahan gaya hidup dan aktivitas ibu hamil dulu dan sekarang. Mereka mungkin terbiasa jalan kaki berkilo-kilometer. Tapi kita sekarang rebahan dan main HP, sehingga perlu dilatih lagi fisiknya,” terangnya.
Latihan fisik dapat menjadi bekal persalinan lancar di bidan. Stamina yang kuat akan membuat Bunda lebih lancar menghadapi kontraksi. Namun, ada juga hal yang tak kalah penting.
“Latihan napas akan membuat nyeri kontraksi berkurang. Kalau tidak latihan bisa ngos-ngosan. Napasnya tegang dan panik, semakin nyeri dan akhirnya teriak, hingga otot panggulnya kaku. Hormon yang buat kontraksi jadi terhambat, jadi prosesnya lebih lama dan sakit,” tuturnya.
Melahirkan secara normal memang akan terasa sakit. Hal itu terjadi secara natural ketika bayi harus membuka jalan selebar 10 sentimeter pada mulut rahim.
“Supaya mulut rahim terbuka, bayi perlu mendorong. Bayi dan juga rahim harus sama-sama mendorong. Kontraksi ini tugasnya mendorong bayi. Kalau tidak ada kontraksi, kita tidak akan bisa melahirkan,” ujarnya.
“Apabila kontraksi semakin rutin, bayi artinya sedang berjuang di dalam. Memang nyeri, tapi bagaimana caranya kita bisa menerima dan mengelola dengan nyaman.(Doc:My07)